oleh :
Yopi Eka Anroni,SE,ME
Pahlawan merupakan sosok yang berjuang keras memberikan inspirasi dan melakukan
perubahan tanpa pamrih di bidang-bidang itu diberi gelar pahlawan sesuai
dengan bidang yang digelutinya. Kepahlawanan mereka, menurut saya, tak
kalah penting dan mulia dari pahlawan-pahlawan “resmi” yang diangkat
pemerintah melalui surat keputusan presiden.
Tantangan yang ada di era Reformasi ini tak kalah berat dan rumit
dibandingkan dengan era penjajahan dan era awal kemerdekaan. Mengapa
demikian? Ini karena di era ini tantangan memiliki wajah yang sangat
kompleks, dari yang terlihat hingga yang tidak terlihat.Misalnya, tantangan kemajuan teknologi yang berdampak pada berbagai
sektor. Ini membutuhkan sosok-sosok pejuang agar semuanya tetap berada
pada koridor yang konstruktif
Hal yang paling sulit diantisipasi tentu saja tantangan di bidang
teknologi informasi. Ini karena perkembangannya merasuk ke ruang-ruang
kehidupan kita melalui alam maya. Ruang geraknya tak terbatas, bahkan
melintasi multidimensi hingga merasuk ke ruang bawah sadar kita.Di sinilah kita membutuhkan pahlawan-pahlawan baru yang mampu
mengantisipasi, menguasai, dan mengembangkan teknologi informasi ke arah
perubahan yang lebih konstruktif dan bermanfaat bagi kemajuan bersama
sebagai suatu bangsa.
Hal yang tidak kalah penting adalah perjuangan di bidang politik karena era Reformasi identik dengan era pembaruan politik.
Meskipun para founder negeri ini telah menetapkan Indonesia sebagai
negara hukum—artinya hukumlah yang menjadi panglima dalam mengatasi
berbagai permasalahan kebangsaan— tetapi secara sistemik setiap
perangkat hukum selalu lahir dari keputusan politik. Oleh karena itu,
para pahlawan pembaruan di bidang politik selalu lebih menonjol daripada
pahlawan di bidang hukum
Fungsi Pemilu
Pada saat menjelang pemilihan umum (pemilu) seperti saat ini,
tampilnya pahlawan perubahan di bidang politik menjadi sangat penting
dan urgen karena pemilu merupakan momentum yang secara hukum dianggap
sah untuk memilih sosok baru dalam mengisi dan memimpin lembaga-lembaga
politik, terutama di bidang legislatif dan eksekutif.
Legislatif adalah lembaga politik yang melahirkan perangkat-perangkat
hukum, sedangkan eksekutif adalah lembaga politik yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan setiap perangkat hukum yang dilahirkan lembaga
legislatif.Hadirnya pahlawan di kedua lembaga ini akan menentukan pembaruan di
segala bidang. Arah kebijakan hukum, ekonomi, sosial, pertahanan, dan
keamanan akan sangat bergantung pada tokoh yang akan kita pilih dalam
pemilu.
Akankah pemilu berfungsi melahirkan pahlawan-pahlawan perubahan yang
konstruktif bagi kemajuan bangsa ini? Jawabannya ada pada kita semua.Tampilnya para politikus yang gagal menjalankan fungsinya, bahkan
banyak di antaranya yang destruktif bagi kemajuan bangsa, seyogianya
bisa menjadi pelajaran mahapenting: Jangan sampai pemilu mendatang
menghasilkan para pejabat serupa, apalagi jika yang terpilih adalah
mereka yang lebih bejat dari sebelumnya.
Merugilah bangsa ini jika pemilu gagal melahirkan pahlawan-pahlawan
baru yang lebih baik dari era sebelumnya. Untuk menghindari kemungkinan
menjadi bangsa yang merugi, kita membutuhkan kejelian pada saat memilah
dan memilih para calon pemimpin.
Pilihlah mereka yang memiliki kriteria yang mendukung kemajuan.
Selain kompetensi (asas meritokrasi), hal yang tidak kalah penting
adalah integritas moral dan kepeduliannya pada rakyat yang telah
memilihnya.
Ibarat ikan yang membusuk dari kepalanya, hancurnya bangsa ini
terutama disebabkan minusnya integritas moral para pemimpinnya. Oleh
karena itu, dalam pemilu pilihlah mereka yang selain mumpuni dalam
memimpin, juga layak menjadi pahlawan-pahlawan baru yang mampu memajukan
bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar