Oleh : Yopi Eka Anroni,SE
Politisi Muda Partai golkar
(Mahasiswa Pascasarjana Usakti)
Kini terbuka prospek baru bagi Gubernur yang berprestasi memimpin
provinsinya untuk berharap bukan sebatas diangkat menjadi menteri dalam
kabinet yang akan disusun oleh presiden terpilih, namun juga berpotensi
mencalonkan dirinya sebagai presiden.
Bercermin pada Pilkada DKI Jakarta yang membuka peluang kemenangan
pasangan Jokowi-Ahok, terlihat jelas bahwa pemimpin di daerah yang
berprestasi memiliki kesempatan untuk menawarkan keberhasilannya
tersebut ke tingkat yang lebih tinggi, bukan sebatas di daerahnya saja
melainkan di daerah lain.
Sebenarnya di negara-negara yang sistem demokrasinya sudah baik, proses
seperti itu merupakan hal biasa. Seperti calon-calon presiden di AS
biasanya adalah mantan senator atau mantan gubernur. Fakta seperti ini
merupakan tantangan baru bagi parpol dengan mengubah paradigma bahwa
calon presiden adalah monopoli ketua umumnya. Pertanyaan peting yang
harus digaris bawahi, beranikah kita mencobanya dalam pilpres 2014?
Tudingan macetnya kaderisasi di tubuh parpol selama ini dialamatkan pada
anggapan bahwa ketua umum adalah satu-satunya sosok yang memiliki
otoritas untuk diusung. Sayangnya, kebiasaan mengusung ketua umum itu
berlaku di semua tingakatan, dari pusat sampai daerah. Padahal tugas
utama pemimpin parpol adalah menominasikan kader terbaiknya, bukan
memaksakan dirinya sendiri.
Tokoh-tokoh muda yang bersih dan berprestasi di bidang apa pun ditantang
untuk terus menyuarakan aspirasinya, bukan semata untuk meraih
kekuasaan melainkan untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa negara sedang
diurus dengan cara yang benar. Tidak perlu lagi ada penghamburan uang
untuk membuat baliho atau pembagian uang recehan atau bahkan iming-iming
palsu dalam balutan kemunafikan kepada rakyat.
Kini sudah saatnya kader-kader parpol bersepakat melepas tradisi
mengandalkan kekuatan uang sebagai faktor penentu kepemimpinannya,
karena kenyataan tak terbantahkan bahwa rakyat sudah semakin kritis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar